Senin, 08 April 2013

Sekuntum Bunga dan Seekor Lebah



Di sela jenuhnya sebuah rapat siang itu, aku mencoba mencari inspirasi lewat rekan kerja yang duduk di sebelah kananku. Beberapa waktu sebelumnya memang  telah ada pembicaraan di antara kami, yah masih nyambunglah sama agenda rapatnya. Namun, kali ini agak melenceng, mungkin karena hari sudah mulai siang, hak istirahat telah sedikit dilanggar.
Kusodorkan buku agendaku yang kosong, karena sedari awal rapat aku diminta yang menulis notulen di kertas notulen sekolah. Sehingga bukuku sendiri kosong.
“Bu, njenengan gambar atau tuliskan sesuatu di buku ini dong, yang bisa menginspirasi saya!”
“Apa ya?”
Setelah beberapa kali iklan lewat (namanya juga lagi rapat, hehe), akhirnya beliau menggambarkan seekor lebah yang hinggap di sekuntum bunga.
Coba, tebak! Apa maksud beliau?
Rekan kerja di samping kiriku tiba-tiba nimbrung, “Wah, Bu Isna jadi bunganya ya? Hahaa...”
“Kenapa njenengan menggambar itu, Bu? Saya yang mana?”, tanyaku.
“Saya tidak akan ngompori njenengan dalam konteks Bunga dan Kumbang. Gak usah dikompori saja, njenengan sudah bisa memanaskan diri kok, hehe... (Maksud loh?^^). Karena di gambar ini, njenengan ibarat lebah. Njenengan tau, kenapa saya memilih lebah dan bukan kupu-kupu saja?”
“Eummm...”, aku tersenyum dan menggeleng. “Kenapa Bu?”
“Njenengan pernah lihat lebah hinggap di tempat yang kotor? Lebah hanya mau hinggap di tempat yang baik dan bersih. Di tempat itu, lebah mengambil nektar untuk diproses dalam tubuhnya dan diproduksinya menjadi madu. Madu itu sangat bermanfaat buat siapa saja, tua, muda, anak-anak. Madu itu satu-satunya makanan yang tidak pernah bisa busuk. Begitu pula dengan njenengan, semoga njenengan ibarat lebah ini yang selalu hinggap di tempat yang baik, mengambil segala ilmu dan kebaikan di tempat itu, kemudian diproses dan diproduksi menjadi amal dan menebar kebaikan yang mampu (berkhasiat) menyehatkan banyak orang. Njenengan dibutuhkan oleh orang dari berbagai usia, dari yang muda hingga yang tua”.
“Subhanalloh... aamiin...”
“Tapi, ingat... Setiap makhluk punya sisi baik dan buruknya, kuat dan lemahnya. Lebah, punya sengatan yang menyakitkan, meskipun mungkin itu diniatkan untuk menjaga diri dari ancaman asing, ancaman manusia misalnya. Bukan untuk menyakiti orang itu semata. Namun, tak jarang keburukan itu akan berbalik pada lebah tersebut. Manusia yang dientup karena tidak terima, akan berusaha membunuh lebah itu. Akhirnya, lebah itu mati, mati dalam keburukan, dan tak bisa seperti sedia kala. Begitu pula, njenengan juga harus hati-hati dalam berbuat, jangan sampai njenengan memakai senjata ampuh pada saat dan tempat yang tidak tepat, karena justru akan membahayakan njenengan sendiri. Ya tidak hanya mati dalam arti nyawa terlepas, namun mungkin saja kekuatan atau kepribadian dan kebaikan njenengan yang akan hancur”.
“Subhanalloh...sangat bermanfaat! InsyaAllah Bu...Matur nuwun atas  ‘gambar’ ini ya...”.
^_^

S3B, 24 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berbagi...^_^