Di sela jenuhnya sebuah rapat siang itu, aku mencoba mencari inspirasi lewat
rekan kerja yang duduk di sebelah kananku. Beberapa waktu sebelumnya
memang telah ada pembicaraan di antara
kami, yah masih nyambunglah sama agenda rapatnya. Namun, kali ini agak
melenceng, mungkin karena hari sudah mulai siang, hak istirahat telah sedikit
dilanggar.
Kusodorkan buku agendaku yang kosong, karena sedari awal rapat aku diminta
yang menulis notulen di kertas notulen sekolah. Sehingga bukuku sendiri kosong.
“Bu, njenengan gambar atau
tuliskan sesuatu di buku ini dong,
yang bisa menginspirasi saya!”
“Apa ya?”
Setelah beberapa kali iklan lewat (namanya juga lagi rapat, hehe), akhirnya
beliau menggambarkan seekor lebah yang hinggap di sekuntum bunga.
Coba, tebak! Apa maksud beliau?
Rekan kerja di samping kiriku tiba-tiba nimbrung, “Wah, Bu Isna jadi
bunganya ya? Hahaa...”
“Kenapa njenengan menggambar itu, Bu? Saya yang mana?”, tanyaku.
“Saya tidak akan ngompori njenengan
dalam konteks Bunga dan Kumbang. Gak usah dikompori saja, njenengan sudah bisa
memanaskan diri kok, hehe... (Maksud loh?^^). Karena di gambar ini, njenengan
ibarat lebah. Njenengan tau, kenapa saya memilih lebah dan bukan kupu-kupu
saja?”
“Eummm...”, aku tersenyum dan menggeleng. “Kenapa Bu?”
“Njenengan pernah lihat lebah hinggap di tempat yang kotor? Lebah hanya mau
hinggap di tempat yang baik dan bersih. Di tempat itu, lebah mengambil nektar
untuk diproses dalam tubuhnya dan diproduksinya menjadi madu. Madu itu sangat
bermanfaat buat siapa saja, tua, muda, anak-anak. Madu itu satu-satunya makanan
yang tidak pernah bisa busuk. Begitu pula dengan njenengan, semoga njenengan
ibarat lebah ini yang selalu hinggap di tempat yang baik, mengambil segala ilmu
dan kebaikan di tempat itu, kemudian diproses dan diproduksi menjadi amal dan
menebar kebaikan yang mampu (berkhasiat) menyehatkan banyak orang. Njenengan
dibutuhkan oleh orang dari berbagai usia, dari yang muda hingga yang tua”.
“Subhanalloh... aamiin...”
“Tapi, ingat... Setiap makhluk punya sisi baik dan buruknya, kuat dan
lemahnya. Lebah, punya sengatan yang menyakitkan, meskipun mungkin itu
diniatkan untuk menjaga diri dari ancaman asing, ancaman manusia misalnya.
Bukan untuk menyakiti orang itu semata. Namun, tak jarang keburukan itu akan
berbalik pada lebah tersebut. Manusia yang dientup
karena tidak terima, akan berusaha membunuh lebah itu. Akhirnya, lebah itu
mati, mati dalam keburukan, dan tak bisa seperti sedia kala. Begitu pula,
njenengan juga harus hati-hati dalam berbuat, jangan sampai njenengan memakai
senjata ampuh pada saat dan tempat yang tidak tepat, karena justru akan
membahayakan njenengan sendiri. Ya tidak hanya mati dalam arti nyawa terlepas,
namun mungkin saja kekuatan atau kepribadian dan kebaikan njenengan yang akan
hancur”.
“Subhanalloh...sangat bermanfaat! InsyaAllah Bu...Matur nuwun atas ‘gambar’ ini ya...”.
^_^
S3B, 24 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berbagi...^_^