Pagi itu Ahad, 7 April 2013 ± pukul 4 dini hari aku
buka mata dan bergegas ambil wudhu. Segera kutunaikan sholat tahajjud
bersambung hingga sholat subuh. Usai sholat subuh kucoba tilawah. Aku hanya
berhasil melantunkan beberapa lembar mushaf biruku di juz 23, teringat pakaian
yang akan kupakai pagi ini belum disetrika (Ahh...selalu ribet sendiri kalau
ada saja pakaian yang belum disetrika). Langsung kunyalakan setrika di ruang
tengah. Baru dapat kusetrika satu potong, aku teringat kado untuk nikahan
tetanggaku belum kubungkus. Untung saja adikku pengertian, ia bersedia
menyetrikakan pakaianku. Kuambil kertas kado dan barang yang akan kuhadiahkan.
Kutulis ucapan dan doa pada sepotong kertas origami yang sudah kukombinasikan
warnanya. Sepertinya waktu yang kubutuhkan untuk menulis ucapan dan
membungkusnya kali ini lebih cepat, mungkin sudah semakin mahir. Mengingat, 1-2
tahun terakhir ini hampir tiap bulannya aku harus membungkus kado untuk hadiah
pernikahan teman ataupun tetanggaku. Entah yang usianya lebih tua, sebaya,
bahkan lebih muda dariku. (Eumm...njut
aku kapan yo? Sabar Na, semua sudah Allah atur, diusia keberapapun
nantinya, syukuri saja. Semua itu akan indah pada waktunya. InsyaAllah...^^)
Hari ini aku tak bisa menghadiri resepsi
pernikahan tetanggaku yang rumahnya sekampung denganku. Ada rasa tak enak,
tetapi agendaku juga penting menurutku, karena mungkin ini terakhir agenda kami
(aku dan teman-teman di Perahu Kertas*). Maka kuputuskan aku tak menghadiri
resepsi itu dan memilih untuk mengikuti agenda rihlah bersama teman-temanku. Acara
resepsi itu sudah cukup kuwakilkan pada adikku yang nanti juga akan nyinom di sana bersama pemuda-pemudi
yang lain. Beberapa bulan terakhir ini aku memang sengaja tidak banyak terlibat
untuk acara sinoman. Isin je (‘_’),
bagaimana tidak, lha wong pemudi yang ikut sinoman itu umuran anak SMA. Pemudi
yang sebaya dengaku sedikit, beberapa di antaranya merantau ke pulau ataupun negeri
seberang, yang lainnya anak kuliahan tapi tak begitu aktif dan yang lain lagi
sudah pada nikah. Kalau pemudanya sih yang sebaya denganku masih tetap aktif,
hehee... Biarin ahh! Aku aktif di kegiatan yang lain saja.
Jam HP-ku menunjukkan pukul 5.40an, aku bergegas
mandi dan siap-siap. Seusai mandi, aku samber bubur yang dibungkus daun pisang
itu. Pagi itu aktivitas dapur dan sumur tak terlalu merepotkan, baju-baju sudah
kucuci Sabtu kemarin, ibu juga tak memasak karena nanti akan dapat wewehan dari
tetanggaku yang punya hajatan itu. Bukan njagakke,
tapi ndak mubadzir! Sambil sarapan, kubungkus kado bagian kedua. Ya, kado
silang untuk rihlah nanti. Ini malah agak lama mikirin ucapannya. Sang mas’ul
telah berpesan sebelumnya, harus ada pesan-doa-ucapan untuk saudaranya,
siapapun yang menerimanya. Kutulis beberapa kalimat di atas kertas origami itu,
terbesit inspirasi yang kudapat dari bukunya Ustadz Salim, Dalam Dekapan
Ukhuwah.
Setelah semuanya beres, aku bersiap untuk
berangkat, sebelum keluar dari kamar, tiba-tiba salah satu temanku SMS, “Kamu
nunggu dimana say?”. “Per4an ringroad jalan wonosari, ntar nek dah mau
berangkat, kasih tahu ya!”, jawabku. Aku memang sengaja menunggu di jalan,
daripada turut kumpul di Masjid Mardliyyah UGM, tidak efektif bagiku. Langsung
bergegas kukeluarkan sepeda motorku. Setelah pamit dengan adik dan ibukku,
akupun langsung berangkat.
(bersambung
ya...anak-anak sudah masuk kelas nich, habis pelajaran olahraga...^^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berbagi...^_^