Kan ku jaga nyalamu selalu, pelita perjalananku...
Kan ku jaga nyalamu selalu, rembulan di langit hatiku...
Kamis, 23 Mei 2013
Jumat, 12 April 2013
Wanita Cantik Itu #1
Cantik,
"Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak islam itu adalah rasa malu"(HR. Ibnu Majah).
Wanita cantik seperti apa? Cantik yang tidak menjadikan petaka. Percuma cantik membuat hati senang, bangga tetapi dilaknat oleh Allah. Itulah cantik yang didasarkan pada sifat fisik.
Kecantikan hati, (1) kecantikan yang diridhoi Allah yang didasarkan pada kemuliaan akhlaq, (2) kecantikan wanita syurga.
So, cantik itu harus faham syariat. Itulah yang sering disebut innerbeauty.
OK, innerbeauty itu meliputi apa saja...?
Sampai jumpa di episode berikutnya...^^
"Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak islam itu adalah rasa malu"(HR. Ibnu Majah).
Wanita cantik seperti apa? Cantik yang tidak menjadikan petaka. Percuma cantik membuat hati senang, bangga tetapi dilaknat oleh Allah. Itulah cantik yang didasarkan pada sifat fisik.
Kecantikan hati, (1) kecantikan yang diridhoi Allah yang didasarkan pada kemuliaan akhlaq, (2) kecantikan wanita syurga.
So, cantik itu harus faham syariat. Itulah yang sering disebut innerbeauty.
OK, innerbeauty itu meliputi apa saja...?
- Menutup Aurat. Allah akan menjaga dari hal-hal buruk. Dengan menutup aurat, akan memunculkan keindahan, menjaga lahir maupun bathin.
- Menjaga Wudhu. Air wudhu itu menjaga kebersihan dan kesucian. Semakin dijaga wudhunya, semakin cantik luar dalamnya.
- Puasa Sunnah. Kita bisa membiasakan puasa sunnah Senin-Kamis (rutin). Karena dengan berpuasa maka akan menyehatkan badan. CANTIK itu SEHAT dan SEHAT itu CANTIK. Puasa akan menjadikan kepribadian wanita lebih menarik dan anggun. Saat puasa, otak juga akan berkemampuan lebih untuk berpikir/menerima ilmu. So, dengan puasa wanita akan semakin cantik akalnya, mentalnya, dan spiritualnya. Sungguh beruntung seorang laki-laki yang mendapatkan wanita ahli puasa. Mau lebih cantik lagi? Tahajjud.
- Lisan Terjaga. Wanita yang ucapannya terjaga, menyenangkan, dan penuh dengan wawasan akan melahirkan wanita yang charming. Wanita seperti itu akan membawa keamanan dan kenyamanan bagi siapa saja yang berada di sampingnya. Ya, wanita yang bisa dipercaya.
- Lembut Hati. "Ketahuilah di dalam itu ada segumpal daging, bila ia baik maka baik pula seluruh tubuh, dan apabila ia rusak maka rusak pula seluruh tubuhnya". (HR. Bukhori & Muslim). Ya, segumpal dagimg itu adalah hati. Hati yang menjadi radar motivator yang menggerakkan fungsi akal, emosi, gerak, dan semua terkoordinasi yang mencerminkan pribadi muslimah yang menawan.
Sampai jumpa di episode berikutnya...^^
Antara Aku dan Hari Kamis
Kamis itu memang "something" banget. Aku berjumpa dengan seorang saudara yang begitu membuat saya "ngerasa" beda. Belajar dan belajar.
1. di tempat parkir masjid Jogokaryan, akhir tahun 2012
2. di walimahan Etik-Arwyn, 7 Maret 2013
3. di tempat wudhu masjid Jogokaryan, 11 April 2013
dan... nantikan perjumpaan berikutnya.
InsyaAllah...^^
1. di tempat parkir masjid Jogokaryan, akhir tahun 2012
2. di walimahan Etik-Arwyn, 7 Maret 2013
3. di tempat wudhu masjid Jogokaryan, 11 April 2013
dan... nantikan perjumpaan berikutnya.
InsyaAllah...^^
Senin, 08 April 2013
Sekuntum Bunga dan Seekor Lebah
Di sela jenuhnya sebuah rapat siang itu, aku mencoba mencari inspirasi lewat
rekan kerja yang duduk di sebelah kananku. Beberapa waktu sebelumnya
memang telah ada pembicaraan di antara
kami, yah masih nyambunglah sama agenda rapatnya. Namun, kali ini agak
melenceng, mungkin karena hari sudah mulai siang, hak istirahat telah sedikit
dilanggar.
Kusodorkan buku agendaku yang kosong, karena sedari awal rapat aku diminta
yang menulis notulen di kertas notulen sekolah. Sehingga bukuku sendiri kosong.
“Bu, njenengan gambar atau
tuliskan sesuatu di buku ini dong,
yang bisa menginspirasi saya!”
“Apa ya?”
Setelah beberapa kali iklan lewat (namanya juga lagi rapat, hehe), akhirnya
beliau menggambarkan seekor lebah yang hinggap di sekuntum bunga.
Coba, tebak! Apa maksud beliau?
Rekan kerja di samping kiriku tiba-tiba nimbrung, “Wah, Bu Isna jadi
bunganya ya? Hahaa...”
“Kenapa njenengan menggambar itu, Bu? Saya yang mana?”, tanyaku.
“Saya tidak akan ngompori njenengan
dalam konteks Bunga dan Kumbang. Gak usah dikompori saja, njenengan sudah bisa
memanaskan diri kok, hehe... (Maksud loh?^^). Karena di gambar ini, njenengan
ibarat lebah. Njenengan tau, kenapa saya memilih lebah dan bukan kupu-kupu
saja?”
“Eummm...”, aku tersenyum dan menggeleng. “Kenapa Bu?”
“Njenengan pernah lihat lebah hinggap di tempat yang kotor? Lebah hanya mau
hinggap di tempat yang baik dan bersih. Di tempat itu, lebah mengambil nektar
untuk diproses dalam tubuhnya dan diproduksinya menjadi madu. Madu itu sangat
bermanfaat buat siapa saja, tua, muda, anak-anak. Madu itu satu-satunya makanan
yang tidak pernah bisa busuk. Begitu pula dengan njenengan, semoga njenengan
ibarat lebah ini yang selalu hinggap di tempat yang baik, mengambil segala ilmu
dan kebaikan di tempat itu, kemudian diproses dan diproduksi menjadi amal dan
menebar kebaikan yang mampu (berkhasiat) menyehatkan banyak orang. Njenengan
dibutuhkan oleh orang dari berbagai usia, dari yang muda hingga yang tua”.
“Subhanalloh... aamiin...”
“Tapi, ingat... Setiap makhluk punya sisi baik dan buruknya, kuat dan
lemahnya. Lebah, punya sengatan yang menyakitkan, meskipun mungkin itu
diniatkan untuk menjaga diri dari ancaman asing, ancaman manusia misalnya.
Bukan untuk menyakiti orang itu semata. Namun, tak jarang keburukan itu akan
berbalik pada lebah tersebut. Manusia yang dientup
karena tidak terima, akan berusaha membunuh lebah itu. Akhirnya, lebah itu
mati, mati dalam keburukan, dan tak bisa seperti sedia kala. Begitu pula,
njenengan juga harus hati-hati dalam berbuat, jangan sampai njenengan memakai
senjata ampuh pada saat dan tempat yang tidak tepat, karena justru akan
membahayakan njenengan sendiri. Ya tidak hanya mati dalam arti nyawa terlepas,
namun mungkin saja kekuatan atau kepribadian dan kebaikan njenengan yang akan
hancur”.
“Subhanalloh...sangat bermanfaat! InsyaAllah Bu...Matur nuwun atas ‘gambar’ ini ya...”.
^_^
S3B, 24 Desember 2012
Rihlah Perahu Kertas Edisi Wada’ #1
Pagi itu Ahad, 7 April 2013 ± pukul 4 dini hari aku
buka mata dan bergegas ambil wudhu. Segera kutunaikan sholat tahajjud
bersambung hingga sholat subuh. Usai sholat subuh kucoba tilawah. Aku hanya
berhasil melantunkan beberapa lembar mushaf biruku di juz 23, teringat pakaian
yang akan kupakai pagi ini belum disetrika (Ahh...selalu ribet sendiri kalau
ada saja pakaian yang belum disetrika). Langsung kunyalakan setrika di ruang
tengah. Baru dapat kusetrika satu potong, aku teringat kado untuk nikahan
tetanggaku belum kubungkus. Untung saja adikku pengertian, ia bersedia
menyetrikakan pakaianku. Kuambil kertas kado dan barang yang akan kuhadiahkan.
Kutulis ucapan dan doa pada sepotong kertas origami yang sudah kukombinasikan
warnanya. Sepertinya waktu yang kubutuhkan untuk menulis ucapan dan
membungkusnya kali ini lebih cepat, mungkin sudah semakin mahir. Mengingat, 1-2
tahun terakhir ini hampir tiap bulannya aku harus membungkus kado untuk hadiah
pernikahan teman ataupun tetanggaku. Entah yang usianya lebih tua, sebaya,
bahkan lebih muda dariku. (Eumm...njut
aku kapan yo? Sabar Na, semua sudah Allah atur, diusia keberapapun
nantinya, syukuri saja. Semua itu akan indah pada waktunya. InsyaAllah...^^)
Hari ini aku tak bisa menghadiri resepsi
pernikahan tetanggaku yang rumahnya sekampung denganku. Ada rasa tak enak,
tetapi agendaku juga penting menurutku, karena mungkin ini terakhir agenda kami
(aku dan teman-teman di Perahu Kertas*). Maka kuputuskan aku tak menghadiri
resepsi itu dan memilih untuk mengikuti agenda rihlah bersama teman-temanku. Acara
resepsi itu sudah cukup kuwakilkan pada adikku yang nanti juga akan nyinom di sana bersama pemuda-pemudi
yang lain. Beberapa bulan terakhir ini aku memang sengaja tidak banyak terlibat
untuk acara sinoman. Isin je (‘_’),
bagaimana tidak, lha wong pemudi yang ikut sinoman itu umuran anak SMA. Pemudi
yang sebaya dengaku sedikit, beberapa di antaranya merantau ke pulau ataupun negeri
seberang, yang lainnya anak kuliahan tapi tak begitu aktif dan yang lain lagi
sudah pada nikah. Kalau pemudanya sih yang sebaya denganku masih tetap aktif,
hehee... Biarin ahh! Aku aktif di kegiatan yang lain saja.
Jam HP-ku menunjukkan pukul 5.40an, aku bergegas
mandi dan siap-siap. Seusai mandi, aku samber bubur yang dibungkus daun pisang
itu. Pagi itu aktivitas dapur dan sumur tak terlalu merepotkan, baju-baju sudah
kucuci Sabtu kemarin, ibu juga tak memasak karena nanti akan dapat wewehan dari
tetanggaku yang punya hajatan itu. Bukan njagakke,
tapi ndak mubadzir! Sambil sarapan, kubungkus kado bagian kedua. Ya, kado
silang untuk rihlah nanti. Ini malah agak lama mikirin ucapannya. Sang mas’ul
telah berpesan sebelumnya, harus ada pesan-doa-ucapan untuk saudaranya,
siapapun yang menerimanya. Kutulis beberapa kalimat di atas kertas origami itu,
terbesit inspirasi yang kudapat dari bukunya Ustadz Salim, Dalam Dekapan
Ukhuwah.
Setelah semuanya beres, aku bersiap untuk
berangkat, sebelum keluar dari kamar, tiba-tiba salah satu temanku SMS, “Kamu
nunggu dimana say?”. “Per4an ringroad jalan wonosari, ntar nek dah mau
berangkat, kasih tahu ya!”, jawabku. Aku memang sengaja menunggu di jalan,
daripada turut kumpul di Masjid Mardliyyah UGM, tidak efektif bagiku. Langsung
bergegas kukeluarkan sepeda motorku. Setelah pamit dengan adik dan ibukku,
akupun langsung berangkat.
(bersambung
ya...anak-anak sudah masuk kelas nich, habis pelajaran olahraga...^^)
Langganan:
Postingan (Atom)